RADARLAMTENG.COM, BANDARLAMPUNG – Green Washing. Istilah ini diungkapkan DR Meghan saat berbicara di diskusi dan ngopi bareng di WARKOP WAW Rabu, 5 Desember 2018.
Pada diskusi yang mengupas soal social branding, media, kampanye lingkungan dan dinamika perubahan landscape komunikasi itu banyak pihak yang hadir.
Dia mengakui sekarang masih ada pihak yang berkampanye seolah olah peduli lingkungan tapi sebenarnya tidak.
“Tapi yang paling penting adalah bagaimana agar masyarakat lebih mengerti tentang lingkungan secara tepat dan tepat. Sehingga bisa memilih mana yang benar,” terangnnya.
Hal terpenting dalam kampanye dan komunikasi adalah jangan saling menyalahkan. Tak jarang kata dia komunikasi yang muncul adalah komunikasi pembenaran dengan menyalahkan salah satu pihak atau banyak pihak.
“Penting sekali agar dalam komunikasi yang muncul jangan ada saling menyalahkan para pihak. Kedewasan saat melakukan komunikasi menjadi bagian penting. Tentu komunikasi tidak bisa berjalan dengan baik tanpa adanya bantuan berbagi pihak. Itulah pentingnya kolaborasi. Saling sinergi menjadi hal penting,” ungkapnya.
Media komunikasi menjadi bagian tak terpisahkan sekarang ini. Komunikasi dua arah saat ini sangat penting. Masyarakat urban menjadi bagian utama karena populasinya lebih banyak.
Tentu perlu penanganan yang pas. Meski diakuinya itu sulit tapi dia yakin dengan dukungan berbagai pihak itu bisa berjalan. “Saya yakin peserta diskusi memiliki kekuatan maha dasyat dibidangnya masing-masing. Ini modal dasar bagi sebuah komunikasi,” terangnya.
Pesan sederhana misalnya, jangan buang sampah sembarangan. Kampanye ini membutuhkan tidak hanya ruang khusus tapi juga tempat khusus. Ditengah banyaknya media saat ini maka ruang untuk terus berbagai menjadi lebih banyak. Tentu lanjut dia pesan harus sampai.
Dr Meghan Downes merupakan Anggota Research Associate di cluster Urbanisme Asia selama enam bulan dari 1 Oktober 2018 hingga 31 Maret 2019.
Dr Meghan Downes secara bersama-sama berafiliasi dengan Sekolah Ilmu Sosial Monash University dan Asia Research Institute.
Bidang penelitiannya meliputi humaniora lingkungan, film dan sastra, pemuda perkotaan, dan politik media dan budaya populer, dengan fokus khusus di pulau Asia Tenggara.
Ia menyelesaikan PhD di Australian National University, dan juga menerima dua penghargaan Endeavor Awards dari pemerintah Australia untuk penelitiannya tentang Indonesia kontemporer.
Selama penunjukan enam bulan di ARI, ia akan berbasis di klaster Urbanisme Asia, menulis monografi penelitian dengan judul kerja Popular Visions of Progress in Indonesia .
Studi komprehensif tentang keterlibatan pemuda perkotaan dengan narasi populer seputar pembangunan dan modernitas di Indonesia kontemporer akan secara signifikan berkontribusi pada studi pengembangan kritis dan kajian media dan budaya Asia.
Acara ini diinisiasi EDELWEIS center for sustainable development dan didukung oleh Warkop WaW, WWF, Garuda Indonesia, Trans Lampung, Cocacola Amatil Indonesia dan masih banyak yang lain. (nys)