Lidah Nusantara Sang Rambut Putih

Radarlamteng.com, SEMARANG – Ketika berkunjung ke Semarang beberapa hari lalu, yang pertama kali kami cari adalah Asem-asem Daging Khas Demak.

Jauh-jauh hari istri saya memang sudah mengancam untuk mencoba makanan ini.

Ia mengetahui pertama kali menu kuliner tersebut dari video yang diunggah Ganjar Pranowo. Sejak saat itu ia tidak pernah melupakannya.

Saya berusaha maklum, wanita sejatinya memang tak pernah menuntut aneh-aneh. Namun jika keinginannya belum dituruti, mereka tak bakal tidur tenang.

Maka tak ada lagi alasan bagi saya mengabaikannya sebab jarak Semarang-Demak memang terbilang dekat.

Saya tahu, Ganjar memang menyukai kuliner. Setiap berkunjung ke berbagai daerah di tanah air, ia selalu menyempatkan diri mencicipi makanan khas setempat, lalu mengunggahnya ke akun medsos. 

Bahkan bisa dibilang dia politisi pertama yang mau nge-vlog soal kuliner. Caranya mengenalkan masakan, saya akui memang menggiurkan.

Saya yakin bukan hanya istri saya saja yang kepincut, tapi ibu-ibu atau mungkin bapak-bapak lainnya juga merasakan hal yang sama.

Tanpa jaim Ganjar menceritakan jenis makanan yang disantap. Mulai dari namanya, bahan baku, hingga rasa.

Kadang untuk jenis makanan tertentu yang masih cukup asing, ia sampai rela memberi tahu kita cara menikmatinya.

Misalnya saat ia mencicipi Kaledo, makanan berkuah khas Palu, Sulawesi Tengah, yang berisi tulang kaki lembu.

Ia memperagakan menikmati tulang sum-sum itu dengan sedotan sambil menyantapnya bukan dengan nasi melainkan ubi.

Founding father kita Soekarno juga menyukai dan menjunjung tinggi masakan nusantara. Ia mewarisi kita Mustika Rasa, kitab tebal berisi resep masakan nusantara.

Baginya, kuliner bukan semata urusan perut, namun menjadi identitas dan harga diri bangsa. Bung Karno ingin kekayaan masakan nusantara ini bisa terus dijaga dan dipertahankan agar jangan sampai terkikis, apalagi hilang.

Beruntung jika hari ini kita sudah menemukan sosok pemimpin yang mampu menjaga titah bapak pendiri bangsa tersebut.

Dengan era internet yang ada saat ini, Ganjar makin membumikan makanan khas nusantara. Ia mengenalkannya kepada siapa saja termasuk kelompok milenial.

Banyak orang kemudian tahu ada pisang epe dan minumanan sarabba khas Makasar, atau soto batok dari Magelang. Termasuk istri saya yang kepincut Asem-Asem Demak.

Dengan promosi yang terus dilakukan Ganjar, tidak sedikit pemilik usaha kuliner yang akhirnya ketiban rejeki karena usahanya jadi makin dikenal banyak orang.

Melihat kecintaan serta kepedulian Ganjar terhadap kuliner tanah air, sangat wajar jika para pelaku usaha kuliner kemudian mulai beramai- ramai mendukung Ganjar jadi presiden 2024.

Dukungan itu salah satunya datang dari komunitas pengusaha Warung Tegal alias Warteg.

Ya, puluhan anggota komunitas Warteg yang berada di Jakarta pada Senin 1 Agustus kemarin, mendeklarasikan dukungannya buat Ganjar.

Mereka menilai Ganjar sosok yang tepat untuk meneruskan kepemimpinan Jokowi. Tak cuma deklarasi saja, rupanya mereka juga membagikan 1.000 bungkus nasi untuk para driver ojol dan masyarakat lainnya.

Dari fenomena itu, tidak menutup kemungkinan jika di kemudian hari ada komunitas kuliner lain yang akan memberikan dukungannya untuk Ganjar.

Bisa saja dukungan itu datang dari kelompok pedagang soto, paguyuban warmindo, abang-abang burjo, komunitas warung padang, dan lain sebagainya.

Kira-kira itulah sepenggal cerita aktivitas Ganjar dengan kuliner tanah air. Saya tidak tahu, setelah Asem-asem Demak, kuliner apa lagi yang akan diburu istri saya. Mudah-mudahan sih bukan Kaledo, sebab repot harus terbang ke Palu segala. (lipsus tim radarlamteng.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *