Radarlamteng.co.id – BANDARJAYA :
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mengadakan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) kepada tokoh agama dan masyarakat Lampung Tengah di BBC Hotel, Bandarjaya, Selasa (27/8).
Bupati Lamteng Loekman Djoyosoemarto yang membuka kegiatan mengatakan bahwa pihaknya memastikan Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah siap berkolaborasi dengan BPJS Kesehatan dalam melebarkan peserta di wilayah Lamteng.
“Tentunya kami berharap kepada BPJS Kesehatan juga adanya sinergitas dalam menunjang sarana fasilitas kesehatan bagi masyarakat, seperti untuk PMI Lamteng yang saat ini menjadi bank darah membutuhkan mobil, karena masyarakat dari berbagai daerah seperti di Lampung Utara dan Tulang Bawang juga membutuhkan darah di PMI Lamteng,” terangnya.
Ditambahkannya saat ini sebagai upaya pengembangan kesehatan dibangun puskesmas di daerah untuk meningkatkan status puskesmas rawat inap, termasuk di wilayah timur Lamteng juga dibuat rumah sakit penyangga dan sudah diusulkan ke Presiden Joko Widodo. Loekman juga meminta BPJS Kesehatan memperbaiki pelayanananya.
“Paling penting pelayanan BPJS Kesehatan kepada peserta. Sering kali peserta klaim BPJS dapat kesulitan saat perawatan. Saya sering dapat pengaduan klaim BPJS Kesehatan yang lambat. Bahkan RSUD DSR saja ada tunggakan mencapai Rp2 miliar. Ini harus dicarikan solusi supaya proses pelayanan berjalan dengan baik. Peserta yang belum ikut juga segera mendaftar,” ungkapnya.
Adanya pelayanan yang tak ditanggung BPJS Kesehatan, kata Loekman, perlu disosialisasikan secara intensif sehingga tak menimbulan perselisihan antara pihak RS dan peserta. “Pelayanan yang tak ditanggung BPJS Kesehatan harus disosialisasikan. Jangan nanti ada masalah antara peserta dan pihak RS karena ketidaktahuan,” tegasnya.
Sementara itu Kepala BPJS Kesehatan Cabang Metro Sudiyanti menyampaikan sosialisasi ini mengarah pada tokoh agama dan tokoh masyarakat di Lampung Tengah dengan merangkul melalui Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lamteng serta aparatur kampung dan kecamatan yang tersebar di Lamteng. Dengan sosialisasi ini diharapkan akan diteruskan kepada seluruh lapisan masyarakat secara lebih luas.
Mengapa harus jadi peserta JKN KIS Sudiyanti mengatakan manfaatnya. Baik secara protection. “Artinya
saya sekeluarga akan terlindung kalau sakit. Terutama sakit berbiaya mahal, lalu sharing berarti saya sekeluarga dapat membantu yang sakit jika saya tetap sehat, kemudian compliance maksutnya saya sekeluarga menjadi warga negara yang menjalankan kewajiban sesuai UU No 40 tahun 2004,” paparnya yang menjelaskan Peserta JKN KIS per 1 Juni 2019 berjumlah 222.002.996 jiwa.
Sosialisasi ini diharapkan menumbuhkan partisipasi aktif semua pihak termasuk tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam mendukung program JKN KIS dengan cara, mendaftar menjadi peserta JKN KIS, menjadi saluran informasi dan promotor bagi masyarakat dilingkungan atau umat dalam hal mendaftarkan diri menajdi peserta JKN KIS, membayar iuran JKN KIS dengan tepat waktu,menggerakkan pola hidup sehat dimasyarakat.Mengajak masyarakat untuk gemar bersedekah yang dapat disalurkan melalui program donasi JKN KIS,” ajak Sudiyanti.
Brand Ambassador BPJS Kesehatan Ade Rai hadir dan menguraikan pemaparan seputar kesehatan bukan hal yang menarik selama diri kita sehat. “Memang tak menarik bicara masalah kesehatan. Apalagi selagi kita sehat. Sehat menjadi berharga ketika kita sakit,” katanya.
Keikutsertaan masyarakat dalam BPJS Kesehatan, kata Ade Rai, bagian dari gotong-royong. “Ikut serta dalam BPJS Kesehatan itu bagian dari gotong-royong. Orang yang sehat menolong orang yang sakit. Orang yang lemah menolong orang yang kuat,” ungkapnya.(sci/rid)