
Radarlamteng.com, BANDARJAYA – Kepedulian terhadap bayi Khanza Rizqi Salsabila ( 1 bulan) yang mengalami penderitaan pembengkakan mata sebelah kanan sejak lahir terus mengalir. Setelah Bupati Lampung Tengah (Lamteng) Musa Ahmad yang meminta Camat Terbanggibesar Periyansyah dan Lurah Bandarjaya Timur Indra Bangsawan untuk turun dan membantu, mengantarkan ke Rumah Sakit Umum Daerah Demang Sepulau Raya Lamteng untuk mendapat tindakan medis.
Kepedulian datang dari Respek Peduli Lampung untuk membantu mengantarkan bayi Khanza ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
Ketua CEO Yayasan Respek Peduli Lampung Fadli melalui Richan mengutarakan niat untuk membantu bayi Khanza sesuai dengan visi Respek Peduli Lampung selain wujud bakti untuk negeri, juga peduli sesama yang membutuhkan sebagai upaya memanusiakan manusia.
Diutarakan Richan, tahapan yang akan dilakukan adalah membantu membawa bayi Khanza ke RSCM Jakarta sebelumnya menuju ke rumah singgah yang ada di Jakarta sebagai pusat dari Respek Peduli. Selanjutnya nanti tim pihak respek peduli di Jakarta akan membantu proses pengobatan bayi Khanza di RSCM,” terangnya.
Bayi Khanza bersama orangtuanya berangkat dari rumahnya di Bandarjaya Timur tepatnya Rabu (20/04) pukul 15.00 WIB dengan menggunakan mobil Respek Peduli Lampung tanpa biaya.
Andi Suntoro selaku Orangtua bayi Khanza mengungkapkan rasa syukurnya atas perhatian dan kepedulian yang diberikan putrinya, dimana harus menderita pembengkakan mata disebelah kanan sejak lahir.
” Kami dari keluarga hanya mampu mengucapkan terimakasih atas niat baik dari para dermawan. Kami hanya bisa berdoa semoga Allah akan membalas semua amal mulia ini menjadi pahala yang berkah dan berlimpah. Diharapkan putri kami akan mendapat penanganan kesehatan terbaik sampai kembali sembuh dalam kondisi normal layaknya anak lainnya.
Terimakasih banyak kepada Respek Peduli Lampung yang berkenan membantu kami sekeluarga, dan seperti yang sangat kami harapkan akan adanya pendampingan untuk kami melakukan pengobatan anak kami, karena kami yang belum paham seputar pengobatan di Jakarta,” ungkap Andi.(sci/rid)