
Radarlamteng.com, GUNUNGSUGIH – Memastikan penyebab keracunan, tim Dinas Kesehatan (Dinkes) Lampung Tengah (Lamteng) melakukan penyelidikan epidemiologi ke rumah korban, Kampung Totokaton Kecamatan Punggur, Kamis (19/1/2023).
“Kita sudah turunkan tim kemarin. Melakukan penyelidikan epidemiologi di rumah korban,” kata Kabid P2P Dinkes Lamteng Nur Rohman, Jumat (20/1/2023).
Namun kepastian hasilnya atau untuk mengetahui kandungan racun tetap menunggu hasil uji lab. “Hasilnya belum bisa ditegakkan diagnostik jika hasil sample belum ada,” paparnya.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Lamteng dr. Otniel Sriwidiatmoko mengatakan bahwa sampel makanan, muntahan, dan bahan-bahan yang digunakan untuk menggoreng pisang telah diserahkan ke BPOM Bandarlampung untuk diuji lab.
“Kita tunggu hasil uji lab. Minimal seminggulah,” katanya.
Ditanya apakah keracunan karena pisangnya beracun atau tepung terigunya kedaluwarsa, Otniel menyatakan kecil kemungkinan.
“Analisa awal kita, ada racun yang tercampur dengan adonan atau tertuang dalam minyak goreng. Melihat kematian korban, kandungan racunnya cukup kuat,” ujarnya.
Terkait kondisi korban yang masih dirawat di RSU Ahmad Yani Kota Metro, Otniel menyatakan sudah mulai membaik. “Sempat ada satu yang kritis. Namun sekarang sudah mulai membaik. Kita terus memantau. Mudah-mudahan korban tidak bertambah,” ungkapnya.
Diberitakan oleh radarlampung.disway.id sebelumnya, tiga warga meninggal dunia diduga keracunan setelah menyantap pisang goreng.
Kanit Reskrim Polsek Punggur Bripka Anshori membenarkan peristiwa ini. “Iya, kemarin (Selasa, 17 Januari 2023). Keracunan diduga setelah menyantap pisang goreng,” katanya.
Hasil pemeriksaan sementara, kata Anshori, tidak ditemukan unsur pidana. “Barang bukti sudah diamankan. Masih dicek di lab. Pisang, minyak goreng, dan tepung yang digunakan tanpa merek,” ujarnya
Dua korban, kata Anshori, sempat dirawat. “Dua orang sempat dirawat. Tapi dua orang lagi tidak sempat dirawat,” ungkapnya.
Konologis kejadian yakni pada Selasa (17/1) sekitar pukul 10.00 WIB. Korban Tayem (75), warga Totokaton memanggil anaknya Miswanto (41). Tayem mengeluh kepada anaknya bahwa kepalanya pusing dan panas dingin serta mual.
Lalu Miswanto memanggil mantri setempat. Setelah diperiksa, korban Tayem disarankan ke Rumah Sakit Umum Ahmad Yani Kota Metro. Di rumah sakit, Tayem diperiksa oleh dokter dan disarankan agar dirawat.
Pada pukul 13.30 WIB, suami Tayem bernama Dikin (80) dibawa ke rumah sakit dengan keluhan yang sama. Dikin diperiksa dokter di rumah sakit dan dinyatakan meninggal. Dikin dibawa pulang ke rumah untuk dimakamkan.
Pada pukul 16.30 WIB, istri dari Dikim yang berada di rumah sakit juga telah meninggal dunia.
Kemudian keluarga Dikin dari Kota Metro datang takziah di rumah duka sebanyak lima orang. Di belakang sambil makan pisang goreng di atas meja makan. Pada pukul 19.30 WIB, salah satu dari keluarga bernama Ade Novriadi (33), warga Kelurahan Purwosari, Kota Metro, yang makan pisang goreng pingsan diikuti tiga orang lainnya di antaranya bernama Ahnad Siwito (75), Agus Juliarto (33), dan Suparno (50) merasa mual disertai pusing.
Semuanya dibawa ke rumah sakit. Di rumah sakit, salah satunya bernama Ade Novriadi dinyatakan meninggal. Lainnya masih dirawat di rumah sakit.
Informasi didapat almarhum/almarhumah meninggal dunia diduga akibat makan pisang goreng. Pisang goreng digoreng sendiri oleh Tayem mengunakan tepung terigu dan minyak goreng serta air mineral. (rnn/rid)