
Radarlamteng.com, TERBANGGIBESAR- Terkait tewasnya balita atas nama Almera Qanita Devi (3) warga Kampung Sulusuban, Kecamatan Seputihagung, yang ditemukan terbakar di perkebunan tebu PT TBL Way Kekah, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Lamteng, meminta aparat kepolisian mengusut tuntas penyebab terjadinya kelalaian hingga mengakibatkan kematian.
Ketua LPA Lamteng Eko Yuwono, menilai kejadian tersebut sebagai salah satu kelalaian dari keluarga.
“Mungkin ada unsur kejahatan dari orang lain. Itu bisa jadi, nanti kami akan bergandeng dengan pihak kepolisian untuk mengungkap terjadinya kejadian tersebut. Meski tidak ada laporan dari keluarga korban, kami dari pihak LPA bisa membuat laporan kepada pihak kepolisian untuk mengungkap kasus ini,” ujarnya.
Dalam waktu dekat nanti pihaknya akan mencari informasi terkait kejadian ini. Baik itu dari pihak keluarga maupun dilokasi kejadian.
“Kami masih mengumpulkan data terkait kejadian ini. Nanti akan terungkap, apakah ini musibah murni atau ada faktor lain,” tandasnya.
Sekadar diketahui Almera Qanita Devi, balita usia 3 tahun ini, ditemukan tewas terpanggang di perkebunan tebu PT TBL Dusun 7 Way Kekah, Kampung Terbanggibesar, Kecamatan Terbanggibesar.
Almera, balita malang itu ditemukan masyarakat Kampung Terbanggibesar berada ditengah perkebunan tebu yang telah terbakar.
Menurut keterangan Kepala Kampung Terbanggibesar, Haidir, awalnya Almera diajak kakeknya Marikun yang tinggal di Kampung Sulusuban, Kecamatan Seputihagung, untuk memadamkan tebu yang terbakar di PT tersebut.
“Ya kalo informasinya Marikun bekerja diperkebunan tebu sebagai asisten lapangan kebun PT TBL. Karena mendapat informasi ada tebu yang terbakar Marikun bergegas berangkat dari rumahnya menuju lokasi kebakaran tebu. Sesampainya dilokasi Marikun kemudian memadamkan api menggunakan mobil tanki pemadam milik perusahaan,” ujar Haidir.
Saat Marikun, sedang memadamkan api sekira pukul 14:00 WIB. sang cucu ditinggal di motor yang tak jauh dari lokasi.
“Sekira 10 menit kemudian, Marikun baru sadar sang cucu sudah tidak berada dimotor. Marikun melaporkan sang cucu hilang kepada Yahya masyarakat kampung setempat bersama Kadus 7 Effendi, untuk membantu mencari keberadaan cucunya,” tambahnya.
Pencarian pun dilakukan masyarakat yang kemudian menghubungi Kepala Kampung Terbanggibesar.
“Saya kemudian, menelpon beberapa kepala kampung untuk membantu mencari karena dilaporkan hilang diculik. Setelah beberapa jam pencarian, sekira pukul 18:00 WIB saya mendapat laporan bahwa balita malang tersebut ditemukan pertama kali berada ditengah perkebunan tebu dengan kondisi mengenaskan,” tandasnya.
Hingga berita ini diturunkan belum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian dan PT TBL terkait hal ini. (cw25)