Hutang Rp5 Juta, Jadi Pemicu Pembunuhan Dua Belantik Sapi

Radarlamteng.com, GUNUNGSUGIH- Pembunuhan yang dilakukan oleh Mulyadi (33) Warga Kecamatan Bumiratu Nuban, Lamteng terhadap dua orang blantik sapi, dipicu hutang-piutang. Dimana korban pembunuhan Nur Sodik (35) warga Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur, berhutang Rp 5 juta kepada Mulyadi prihal jual beli sapi.

“Lima hari sebelum kejadian, saya nagih utang urusan jual-beli sapi kepada Nur Sodik sebesar Rp 5 juta di rumahnya karena sudah hampir setahun belum dibayar. Tapi, ketika ditagih selalu beralasan tidak ada. Pulang dari rumah Nur Sodik, saya mampir ke pasar beli racun Thimex. Empat bungkus saya masukkan ke dalam toples,” kata Mulyadi dalam ekspose di Mapolres Lamteng, Selasa (19/11).

Secara kebetulan, kata Mulyadi, ada yang mau membeli sapi. “Saya dapet lokak ada yang mau membeli sapi. Saya hubungi Nur Sodik. Kata Nur Sodik ada sapi tiga ekor mau dijual Rp60 juta. Saya minta diantar ke rumah. Pada Kamis (31/10), sapi diantarkan oleh Nur Sodik dan rekannya Sukirno. Sapi langsung dimasukkan ke kandang. Jual-beli sapi sesama belantik bisa bayar down payment (DP) dahulu. Biasanya DP Rp10 juta. Tapi, saya kasih DP Rp25 juta. Saya bilang jadi saya udah kasih DP Rp30 juta berikut utang Rp5 juta. Nur Sodik nggak mau, katanya sapi mau diambil lagi jika begini caranya,” ujarnya.

Hal ini, kata Mulyadi membuat dirinya kesal dan kalaf. “Saya kesal. Saya masuk ke dalam rumah membuat kopi. Dua gelas kopi saya campur dengan Thimex dan segelasnya untuk saya minum tak dicamput Thimex. Kami minum bersama. Setelah minum, keduanya merasa pusing-pusing. Nur Sodik merasa masuk angin dan minta dikerokin. Saya suruh masuk dalam rumah dikerokin. Saya kerokin,” tuturnya.

Selanjutnya, kata Mulyadi, dirinya ke luar rumah menghampiri Sukirno. “Di luar, Sukirno curiga. Sukirno mengatakan bahwa saya meracuninya dan Nur Sodik. Saya bilang iya. Terjadi perkelahian. Saya ambil besi dodos dan pukul Sukirno dibagian punggung hingga tergeletak. Kemudian Nu Sodik juga keluar rumah mengatakan hal sama. Kami sempat berkelahi sebelum Nur Sodik roboh. Keduanya dipastikan meninggal,” ucapnya.

Setelah itu, kata Mulyadi, dirinya mengambil motor Honda BeAT BE 3034 NI warna biru. “Mayat Sukirno saya masukkan ke karung dan diikat dibawa ke pinggir ke sungai. Saya kembali lagi mengambil mayat Nur Sodik sambil membawa cangkul. Sukirno saya kuburkan di lumpur di pinggir sungai dan Nur Sodik saya ikatkan di akar pohon pinggir sungai. Lalu, saya pulang ke rumah dan mandi. Pakaian yang dikenakan saya buang untuk menghilangkan jejak,” ucapnya.

Mulyadi pun menghubungi rekannya untuk membawa sapi ke Pulau Beringin, OKU Selatan, Sumatera Selatan. “Saya telepon kawan untuk membawa sapi ke Pulau Beringin. Saya ikut naik mobil terpisah,” katanya.

Ditanya ketika kejadian pembunuhan apakah istrinya ada di rumah, Mulyadi menyatakan ada. “Ada di dalam kamar. Saya minta tak ikut campur urusan ini. Teman saya yang diminta mengantar sapi juga tak tahu sapi yang dibawa bermasalah,” akunya seraya sebelumnya tak rencana melakukan pembunuhan.

Sedangkan Kapolres Lamteng AKBP I Made Rasma Jemy didampingi Kasatreskrim AKP Yuda Wiranegara dan Kabag Ops. AKP Juli Sundara menyatakan tersangka dan korban saling kenal. “Saling kenal karena sesama belantik. Masalah awalnya dipicu jual beli-sapi pada Oktober 2018. Tersangka jual sapi dua ekor kepada Nur Sodik seharga Rp30 juta. Tapi, baru dibayar Rp25 juta. Jadi ada sisa Rp5 juta. Setahunan tak dibayar-bayar. Puncaknya 31 Oktober 2019 terjadi transaksi jual-beli sapi lagi hingga terjadi pembunuhan,” katanya.

Ketika hari nahas, kata Made, keluarga korban mencari tahu. “Nggak pulang-pulang, keluarga karban mencari tahu. Dihubungi korban dan tersangka tak aktif-aktif. Curiga, pihak keluarga menyusul ke rumah tersangka. Korban tak ditemukan. Begitu juga tersangka. Pihak keluarga melapor ke polisi. Kita lakukan penyelidikan. Mobil yang bawa sapi ditemukan di Kalibalangan, Lampung Utara. Akhirnya jenazah korban ditemukan di Way Punggur,” ungkapnya.

Terkait kasus ini, kata Made, pihaknya masih terus mengembangkan. “Kita terus kembangkan apakah masih ada tersangka baru atau tidak. Jelasnya, tersangka pembunuh utamanya sudah ditangkap,” tegasnya.

Diketahui perburuan pembunuh dua blantik sapi oleh Polres Lamteng yang di-backup Polda Lampung membuahkan hasil. Tersangka Mulyadi (33), warga Kampung Bumirahayu, Kecamatan Bumiratunuban, Lamteng, ditangkap di daerah Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangkabelitung.

Tersangka sempat melarikan diri ke Pulau Beringin, OKU Selatan, Sumsel. Ketika digerebek, tersangka sudah kabur. Dilakukan kembali penyelidikan, tersangka kabur ke Sungailiat. Tersangka dikejar dan menggerebek tempat persembunyiannya di perkebunan semangka lingkungan Bedeng Ake, Kelurahan Sinarjaya Jelutung, Sungailiat. Dibantu Resmob Polres Bangka, tersangka dapat dibekuk. Tersangka sempat melawan sehingga dilakukan tindakan terukur dengan menghadiahi dua timah panas.

Kronologis kejadian pembunuhan, korban Sukirno (38) dan Nur Sodik (35) berangkat dari Kampung Rantaufajar, Kecamatan Raman Utara, Lampung Timur, Kamis (31/10) sekitar pukul 18.30 WIB. Korban mengendarai mobil Grand Max BE 8818 IX dengan muatan empat ekor sapi mengantarkan sapi ke rumah tersangka. Di rumah tersangka, korban disuguhi kopi yang sudah diberi racun tikus. Kedua korban pingsan.

Setelah itu, tersangka memukul leher korban dengan besi. Setelah kedua korban dipastikan meninggal, satu korban diikat di bawah kayu dalam air Way Punggur untuk menghilangkan jejak. Kemudian satunya dikuburkan di lumpur pinggir Way Punggur.

Tersangka menyuruh rekannya untuk menjual sapi. Sayangnya, sapi belum sempat dijual sudah diamankan. Tersangka kabur ke Palembang,” ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan bahwa jenazah Nur Sodik (35), warga Desa Rantaufajar, Kecamatan Raman Utara, Lampung Timur, ditemukan sudah menjadi mayat di Way Punggur, Kampung Bumirahayu, Kecamatan Bumiratunuban, Lampung Tengah, Sabtu (2/11) sekitar pukul 14.45 WIB. Pada Minggu (3/11) sekitar pukul10.30 WIB, giliran jenazah Sukirno (38) ditemukan. Sadisnya mayat Sukirno ditemukan dikubur dalam lumpur di pinggir sungai sekitar 50 meter dari penemuan mayat Nur Sodik. (rnn/cw26/gde)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *