Kepergok Dibelakang Rumah, Tiga Siswa MBS Poncowati Ditangkap Warga

Radarlamteng.com, TERBANGGIBESAR- Diduga hendak maling, tiga siswa SMP Muhammadiyah Boarding School (MBS), Poncowati, Kecamatan Terbanggibesar, tertangkap salah satu warga dibelakang rumahnya Senin malam (23/3/2020).

Wondo, warga RT 21, Kampung Poncowati yang menangkap ke tiga bocah SMP dibelakang rumahnya menjelaskan, saat itu kurang lebih pukul 20:00 WIB ia mendengar ada suara seperti orang yang mengendap-endap dibelakang rumahnya.

Lalu, setelah diintai benar ada orang yang masuk kepekarangan belakang rumah. Tak mau kecolongan, ia pun keluar dari pintu depan dan langsung memergoki ketiganya yang berada dibelakang rumahnya.

“Saat dipergoki, dua siswa langsung lari dan menabrak pager kawat, yang satunya sembunyi dilubang sampah,” jelasnya.

Usai Ditangkap ketiga bocah tersebut dibawa ke Balai Kampung Poncowati untuk dimintai keterangan.

Sementara itu, pengakuan AK (14) ID (14) DF (14) masing-masing kelas VIII SMP MBS, mereka hendak bermain warnet dan melihat ada ustad yang lewat. Lalu lari kebelakang salah satu rumah warga.

“Kami hendak main warnet dan melihat ada ustad yang lewat lalu kami sembunyi dibelakang rumah warga,” ujar mereka saat diwawancarai di Balai Kampung Poncowati.

Saat ditanya bagaimana cara keluar dari pondok, meski terdapat satuan pengamanan (satpam) yang berjaga?. Mereka mengatakan, kami naik lantai dua kemudian masuk kedalam kelas dan buka jendela lalu loncat pager dengan tinggi kurang lebih 3 meter.

“Iya lewat situ, dan masuk lagi nanti tengah malam,” ujar mereka.

Kepala SMP MBS Poncowati Tryaldi Rahmandika, membenarkan ketiga bocah itu, merupakan siswa sekolah setempat.

“Ketiga siswa itu sekolah disini. Memang, menurut catatan siswa itu sering melanggar aturan sekolah seperti merokok dan sering keluar sekolah tanpa izin,” ujarnya.

Menurutnya, pihak sekolah telah memberikan surat pembinaan terhadap ketiganya. Tak hanya itu, dua dari tiga siswa telah diberikan peringatan keras dengan cara dibotaki kepalanya.

“Ini peringatan terakhir, dua dari tiga siswa itu akan kami kembalikan kepada orangtuanya,” tandasnya.

Disisi lain, Kepala Kampung Poncowati Gunawan Pakpahan mengatakan, dengan adanya kejadian tersebut merupakan salah satu kelalaian dari pihak sekolah.

“Kejadian ini murni kesalahan dari pihak sekolah. Orangtua siswa sudah memberikan kepercayaan untuk menitipkan anaknya kepada pihak sekolah dengan harapan diberikan pembinaan akhlak yang baik,” tambahnya.

Ia berharap, pihak sekolah lebih ketat lagi dalam pengawasan siswanya. Terlebih, saat ini Kementrian agama (Kemenag) melalui instruksi presiden Jokowi, meminta meliburkan siswa. Tak hanya itu, Pemerintah Kabupaten Lamteng, juga telah memberikan instruksi yang serupa.

“Sudah jelas ada edarannya. Kalau sudah begini siapa yang salah. Jika aturan yang dibuat pemerintah saja masih dilanggar,” pungkasnya (cw25)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *