Makna Galungan dari Wayan Eka Mahendra untuk Generasi Muda Hindu di Lamteng

Radarlamteng.com, SEPUTIHMATARAM – Caleg DPRD Lamteng terpilih, Wayan Eka Mahendra mengajak kepada para pemuda generasi penerus bangsa terutama pemuda Hindu yang ada di Kabupaten Lampung Tengah agar selalu memiliki rasa ingin tahu tentang makna perayaan Galungan yang dilakukan secara rutin setiap tahunya.

Menurutnya, rasa ingin tahu para generasi milenial akan makna hari raya Galungan itu akan berdampak pada kualitas perayaan sekaligus implementasi dalam kehidupan sehari-hari.

“Jika ada yang bertanya kepada saya, apa itu Galungan. Jawabnya adalah merayakan kemenangan darma melawan adarma atau kemenangan kekuatan kebaikan melawan kekuatan jahat. Pernahkan para pemuda mempertanyakan itu, jangan sampai tidak bisa menjelaskan. Agama itu harus bisa dijelaskan secara ilmu pengetahuan. Jangan sampai hanya bisa mengucapakan selamat hari raya Galungan,” terang Wayan Eka Mahendra, Rabu (24/07/2019).

Lanjutnya, para generasi muda Hindu Bali harus lebih memperdalam makna Galungan. Karena, saat Galungan, tidak ada darma wacana. Dan kalau pun ada hanya untuk beberapa kelompok atau kalangan tertentu saja.

“Pernah kita mempertanyakan kenapa sebelum Galungan ada penampahan, ada ngelawar, menyembelih babi, lalu Galungan, lalu ada umanis Galungan. Apa maknanya. Sementara ada masyarakat yang tidak bisa makan daging di hari tersebut. Saya pernah menyaksikan sendiri. Setelah makan ngelawar, saya berkeliling ke beberapa tempat. Masih ada keluarga yang tidak ada makanan menjelang Galungan. Apakah itu yang kita rayakan. Kenapa kita tidak berbagi daging kepada mereka yang berkekurangan. Hal-hal begini yang harus menjadi pemikiran kita bersama,” jelas Wayan Eka Mahendra.

Ia menegaskan, jika perayaan Galungan merupakan perayaan kemenangan darma atas adarma, lalu melihat orang tidak makan bukannya menjadi tanggungjawab bersama? Menurutnya, dalam Galungan itu umat Hindu harus mampu melewati dan memenangi terhadap kekuatan AIDS.

“AIDS yang saya maksud itu bukan virus, tetapi berarti amarah, iri, dengki, serakah. AIDS ini ada pada diri setiap orang tanpa kecuali. Itulah yang harus dikalahkan. Kalau hanya berbicara soal kemenangan darma melawan a-darma sulit dipahami. Makanya saya minta generasi muda Hindu di Lampung Tengah harus terus mempertanyakan makna hari raya Galungan,” ujarnya.

Menurutnya, memperdalam agama sendiri juga merupakan suatu sikap hidup yang bisa mengawali nilai toleransi. Tidak fanatik dengan agama sendiri dan mampu menghormati agama dan keyakinan lain.

“Kurangnya pengetahuan agama secara keilmuan, bisa melahirkan sikap fanatisme sempit dan akhirnya menganggap agama lain itu salah semua. Itulah sebabnya, generasi muda Hindu perlu mempertanyakan makna Galungan itu sendiri,” ucapnya. (cw26/rid)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *