
Catatan Bang Aca (Dewan Kehormatan KONI Lampung)
Radarlamteng.com, MULAI 10 Juni 2025, proses pemilihan Ketua Umum KONI Lampung dimulai. Diawali dengan pengambilan formulir pendaftaran calon ketua umum.
Gambaran siapa yang akan menjadi ketua umum KONI Lampung mendatang sudah akan terlihat saat pengembalian formulir berakhir. Dan lebih jelas lagi saat ditetapkan siapa yang dinyatakan sah sebagai calon ketua umum.
Secara mekanisme, panitia pemilihan mensyaratkan untuk menjadi calon ketua umum KONI harus mendapat dukungan minimal 12 pemilik suara. Artinya, dimungkinkan diikuti 6 calon karena saat ini tercatat 80 pemilik suara.
Namun rasanya jumlah calon tidak akan sebanyak itu. Perkiraan saya maksimal hanya 3 calon. Bahkan sangat mungkin calon tunggal.
Sas-sus yang berkembang, dukungan mengarah pada 1 figur. Bahkan kabarnya sudah mendapatkan dukungan 80 persen pemilik suara sah. Kalau info ini benar maka bisa terjadi hanya ada calon tunggal.
Dan Musprovlub yang dijadwalkan 26 Juni nanti hanya tinggal ketok palu saja.
Ada syarat lain yang menurut saya juga akan membuat calon berpikir ulang.
Terutama calon yang masih menjabat sebagai ketua cabor harus mundur dari jabatannya itu.
Belum tentu terpilih tapi posisi sebagai ketua cabor harus dilepas. Bak pepatah ibarat berharap punai didapat, burung pipit di tangan dilepas.
Adalah Faisol Djausal. Ketua Pengda IPSI Provinsi Lampung itu memang sudah lama digadang-gadang pemilik suara sosok yang tepat menggantikan Arinal Djunaidi yang telah menyatakan mundur dari jabatan ketua umum KONI Lampung.
Faisol Djausal seorang tokoh berpengaruh dengan segudang pengalamannya sangat diharapkan menjadi ketua umum KONI mendatang.
Sudah begitu banyak ketua cabor dan sejumlah pihak yang meminta kesediaan Faisol Djausal. Namun, setahu saya, ayah Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal ini menolak tawaran itu.
Sebenarnya kalau Faisol Djausal bersedia dicalonkan maka dipastikan hanya akan ada calon tunggal. Sebab tidak ada pun pihak yang menolaknya.
Pertanyaannya adalah bagaimana kalau Faisol Djausal tetap kekeh menolak dicalonkan?
Namun saya tetap berkeyakinan siapapun Ketua KONI Lampung nantinya, tidak akan lepas dari restu sosok yang di KONI Lampung sebagai Dewan Penyantun ini.
Siapa sosok itu? Pertanyaan yang sulit dijawab.
Siapapun sosok itu, saya berpendapat haruslah orang yang dikenal dalam dunia olahraga dan punya kemampuan manajerial yang baik.
Dan yang lebih penting adalah sosok yang memiliki waktu dan didukung oleh dana yang memadai. Setidaknya sosok ini mempunyai kemampuan untuk mendapatkan dukungan banyak pihak untuk mendapatkan pendanaan KONI.
Kenapa ini penting, karena saya tahu, APBD Lampung saat ini dalam keadaan sulit. Selain anggaran defisit juga minimnya anggaran daerah. Sehingga memaksa untuk melakukan banyak efisiensi.
Apalagi Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal telah menegaskan, dukungan APBD untuk KONI tahun ini minim sekali. Hanya sekadarnya.
APBD saat ini lebih diprioritaskan untuk membangun infrastruktur Lampung yang sangat buruk. Hampir semua jalan berlobang. Dan harapan masyarakat banyak jalan jalan rusak itu diperbaiki.
Jadi keyakinan saya APBD hanya akan mampu membiayai paling tinggi separo dari kebutuhan KONI yang jumlahnya bisa mencapai ratusan milyar rupiah dalam beberapa tahun ke depan, terutama menjelang dan menghadapi PON Tahun 2028 di NTB dan NTT.
Tentu bukanlah pekerjaan mudah untuk mendapatkan dana tambahan dari pihak swasta yang besarannya mencapai 50 an miliar rupiah. Apalagi sektor dunia usaha juga lagi sulit sulitnya.
Sebenarnya ada sosok yang mendekati kriteria yang saya kemukakan sebelumnya. Yakni, sosok olahragawan, memiliki manajerial yang baik dan mempunyai hubungan relasi yang cukup luas. Dia adalah Zaenal Asikin.
Pengusaha sukses putra Lampung ini telah lalang-melintang di dunia olahraga nasional. Bahkan internasional.
Putra dari almarhum tokoh Lampung, Muchtar Sani itu pernah menjabat sebagai Deputy Chef De Mission (CDM) Olimpiade Tokyo Tahun 2020, Sea Games Manila 2019, dan Sea Games
Vietnam 2023 dan ISG Konya Tahun 2021.
Saya pernah menemui sosok ini. Namun secara tegas ia menolak dengan memberikan berbagai alasan. Diantaranya posisinya saat ini sebagai petinggi KOI (Komite Olimpiade Indonesia).
Dalam diskusi itu sayapun berusaha mematahkan berbagai alasannya. Akhirnya, ia menyatakan pikir pikir dulu. Dan sampai ini saya tulis saya belum dapat jawabannya apakah ia bersedia atau menolak.
Menurut saya, seandainya Faisol Djausal nanti tak kuasa (baca tak tega) menolak jabatan Ketua Umum, KONI Lampung tetap membutuhkan sosok Zaenal Asikin ini. Setidaknya sebagai pelaksana harian.
Selain itu ada beberapa pengurus KONI Lampung sebelumnya, seperti Amalsyah Tarmizi.
Menurut hemat saya sosok yang berlatar belakang militer ini telah memberikan dampak positif kemajuan prestasi olahraga Lampung. Terutama pada penataan organisasi dan kedisiplinan.
Perpaduan 3 sosok itu menurut saya akan memberikan harapan besar untuk kemajuan olahraga Lampung. Setidaknya tetap dalam 10 besar peraih medali emas terbanyak pada PON mendatang. (*)