Radarlamteng.com, GUNUNGSUGIH – Keberhasilan tim sepak bola Gala Siswa Indonesia (GSI) Lampung Tengah menjadi juara nasional tahun 2023 masih menyisakan pertanyaan dari pemain.
Penyebabnya, diduga karena tidak transparan dalam pembagian bonus juara berupa uang pembinaan.
Hal ini terungkap adanya keluhan dari Kepala SMPN 6 Terbanggibesar, Mardianti. Ia menyatakan muridnya bernama Arif menjadi salah satu pemain di tim GSI Lamteng. Arif berposisi sebagai sayap kanan.
Menurut dia, uang pembinaan yang diterima tim atas keberhasilan tersebut senilai Rp110 juta. Namun siswanya itu hanya mendapat Rp2,5 juta dan tambahan Rp400 ribu dari Bupati Lamteng, Musa Ahmad.
“Saat pembagian hadiah kami pihak sekolah tidak dilibatkan, dan yang memberikan hadiahnya itu Manager Tim yaitu ketua MKKS,” ungkapnya belum lama ini.
Senada dikatakan Suyono, ayah dari Arif. Dia menyampaikan rasa kekecewaanya atas kurangnya perhatian terhadap buah hati yang telah berjuang dan mengharumkan nama daerah Lampung Tengah.
“Jujur saya bingung Mas, bagaimana pembagiannya, karena waktu berangkat ke Bogor (bertanding) kemarin saja saya sampai pakai uang tabungan (jual sapi) demi mensupport anak saya,” beber Suyono.
Menanggapi hal tersebut, Kadisdikbud Lamteng Nur Rohman mengatakan pihaknya akan segera memanggil ketua MKKS. “Karena hadiah tersebut merupakan hak para siswa yang sudah bersusah payah mengaharumkan nama Lampung Tengah di kancah tingkat Nasional. Jadi segera akan kita tindak lanjuti, dan tidak ada yang ditutup-tutupi,” ungkap Nur Rahmon, Senin (09/09/24).
Selain itu, Kadisdikbud Lamteng itu juga menegaskan apabila nantinya memang terbukti ada penyelewengan yang seharusnya tidak dilakukan oleh pihak ketua MKKS, dirinya sepenuhnya akan menyerahkan kasus tersebut kepihak yang berwajib.
“Kita akan tegas, apabila terbukti bersalah akan kita serahkan perkaranya ke inspektorat atau pihak kepolisian,” tegasnya.
Nur Rohman berharap seluruh dewan guru harus bisa terus membimbing dan mensupport para siswanya untuk dapat terus menorehkan prestasi yang gemilang, jangan sampai apa yang sudah pemerintah perjuangkan untuk menciptakan generasi emas di masa mendatang menjadi rusak akibat kecerobohan dan kesalahan yang hanya memikirkan diri sendiri.
“Jangan rusak semangat dan cita-cita para siswa hanya demi keuntungan pribadi. Saya pastikan apabila ada yang terbukti bermain atau bersalah nantinya pasti akan kita proses secara hukum,” bebernya. (rid)