Orang Tua Siswa Taekwondo Tunggu Sikap Kepala SMAN 1 Terbanggibesar

Radarlamteng.com, TERBANGGIBESAR – Salah salah satu dari enam orang tua siswa atlet taekwondo SMAN 1 Terbanggibesar, Lampung Tengah, An (inisial) masih menunggu sikap kepala sekolah (kepsek) setempat untuk menyelesaikan adanya miskomunikasi terkait pengajuan proposal beberapa waktu lalu.

Menurut orang tua Dhea Alesandra ini, Kepala SMAN 1 Terbanggibesar, Haryono pernah menghubungi dirinya via televon menyampaikan permintaan maaf atas terjadinya miskomunikasi tersebut.

Selanjutnya, diceritakan An, pihak sekolah menyatakan akan menemui perwakilan orang tua siswa untuk duduk bersama menyelesaikan perihal itu.

“Beliau (kepala SMAN 1 Terbanggibesar) mengatakan akan bersilaturahmi. Tapi sampai saat ini kepala sekolah belum menemui kami. Alasannya sedang ada bimtek di luar daerah,” kata An yang mengaku dihubungi Haryono pada 1 April 2022 malam.

Menurut An, ada kejanggalan yang terjadi. Di mana, sepengetahuan dia, bimtek yang diikuti kepsek dilaksanakan dari tanggal 5 sampai 8 April 2022.

“Tapi kok Pak Haryono sudah berada di Semarang sejak tanggal 1 April 2022. Padahal, maksud kami, sebelum berangkat bimtek saja masih ada waktu untuk melakukan duduk bersama,” jelasnya.

Memang, katanya, pada 2 April 2022, Kepsek Haryono sudah mengutus sejumlah orang, namun bukan dari pihak sekolah. Utusan menemui pelatih taekwondo para siswa untuk bernegosiasi supaya masalah ini bisa diselesaikan. Yakni siswa diminta mengikuti lomba kejuaraan nasional Menpora Cup 2022 menggunakan nama sekolah.

“Tapi pelatih menjawab sudah tidak bisa lagi (pakai nama sekolah) karena pelaksanaan lomba sudah dilaksanakan secara virtual. Di mana pengambilan video dilakukan pada 30 dan 31 Maret 2022 yang lalu. Selain itu para siswa mengikuti kejuaraan ini atas biaya pribadi masing-masing, sehingga menggunakan nama dojang/tim mereka,” jelasnya.

Dia mengharapkan, jika kepsek tidak bisa menemui dirinya dan perwakilan orang tua siswa lain, bisa meminta jajarannya baik waka atau dewan guru untuk menyelesaikan masalah tersebut. “Artinya memang pihak sekolah, bukan pihak di luar sekolah,” jelasnya.

Andi menyatakan dirinya ingin duduk bersama karena ada hal yang menurutnya penting untuk dibahas.

“Di antaranya soal penggunaan anggaran pembinaan siswa itu. Tentu sebagai orang tua yang mempunyai anak di sekolah sana, kami berhak tahu mengenai hal tersebut,” tukasnya.

Sementara, Kepala SMAN 1 Terbanggibesar Haryono belum merespon saat dikonfirmasi terkait hal ini. Pesan WA wartawan media ini yang dikirim kepadanya, tidak dibalas.

Diberitakan sebelumnya bahwa ada enam siswa SMAN 1 Terbanggibesar yang hendak mengikuti kejuaraan taekwondo tingkat nasional pada 23-24 April 2022 dengan membawa nama sekolah harus batal.

Keenam siswa tersebut adalah Bagus, Dhea, Lilik, Grace, Anisa dan Atala. Kejuaraan yang akan mereka ikuti yakni kejurnas Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Cup 2022 yang dilaksanakan secara virtual.

Penyebabnya, karena proposal bantuan dana yang mereka ajukan kepada pihak sekolah, disebutnya tidak disetujui (acc) semua. Informasi yang didapat, dari 6 siswa hanya di acc 2 siswa saja.

Namun karena demi keutuhan tim, keenam siswa sepakat tidak mengambil dana tersebut. Mereka tetap mengikuti kejuaraan itu namun membawa nama dojang/club tempat mereka berlatih. Bukan membawa nama sekolah.

Namun kabar ini langsung ditepis Kepala SMAN 1 Terbanggibesar, Haryono.

Dia menyebut bahwa proposal keenam siswa itu telah di acc. Namun terjadi miskomunikasi.

“Ada miskomunikasi Pak. Di acc (semua). (Kabar tidak acc) Itu berita gak benar,” katanya, Rabu (30/4/2022).

Haryono menambahkan, pihak sekolah telah mengutus perwakilan untuk menyelesaikan miskomunikasi tersebut. “Insya Allah kelar (selesai) Pak,” jelasnya. (rid)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *