Warga dan Pelajar Keluhkan Jembatan Milik Pribadi Yang Ditutup

 

Radarlamteng.com, Way Pengubuan – Pasca penutupan jembatan penghubung antara Kampung Putralempuyang, Kecamatan Waypengubuan dan Kampung Qurniamataram, Kecamatan Seputihmataram oleh pemilik jembatan Wayan Slamet Warga Kampung Trimulyomataram, berimbas pada perekonomian dan pelajar.

Warga dan pelajar dari Kampung Putralempuyang mengeluhkan penutupan tersebut. Pasalnya, jembatan yang dibangun Wayan Slamet diatas tanah pribadinya terpaksa ditutup. Itu setelah salah seorang pengurus jembatan diketahui berurusan dengan aparat kepolisian, Jumat lalu (9/11).

Diketahui, jembatan tersebut merupakan akses terdekat perekonomian warga Kampung Putralempuyang. Karena hampir semua warga kampung melakukan aktivitas berdagang di Pasar Merapi Kecamatan Seputihmataram. Jembatan tersebut juga merupakan akses utama pelajar dari Kampung Putralempuyang yang bersekolah di seberang sungai tersebut. Selain itu, jembatan tersebut juga menjadi akses bagi para pekerja PT GGF dari Kecamatan Seputihmataram.

Kini, mereka harus memutar arah sekitar tujuh kilometer untuk menyeberangi sungai tersebut melalui jembatan milik warga yang lain. Mereka juga mengeluhkan akan keselamatan, bila harus memutar arah. Pasalnya, mereka harus melewati kebun nanas berkilo-kilo meter jauhnya bila harus melewati jembatan lain.

“Kami harus memutar arah melalui kebun Nanas milik PT GGF bila harus berangkat sekolah ke kampung seberang. Dan kami khawatir akan keselamatan kami, karena kami harus melewati perkebunan berkilo-kilo jauhnya,” ujar Darianto, salah satu pelajar SMK di Seputihmataram dari Kampung Putralempuyang.

Kepala Kampung Putralempuyang Sungkono menyayangkan penutupan jembatan tersebut. Karena, tidak ada koordinasi terlebih dahulu ke pihak Kampung Putralempuyang.

Sungkono juga mengatakan, selama ini pemilik jembatan tidak pernah berkordinasi dengannya, serta tidak pernah ada kontribusi pemilik jembatan, meskipun sebagian jembatan tersebut berdiri di atas Kampung Putralempuyang.

“Itu jembatan pribadi, ya kita gak bisa berbuat apa-apa karena yang menutup pemiliknya sendiri. Selama ini, pemilik jembatan tidak pernah berkordinasi kepada pihak kampung, dan tidak pernah ada kontribusi jembatan tersebut untuk kampung. Mengenai penutupan atau penangkapan salah satu pengurus jembatan, hingga saat ini tidak ada koordinasi juga,” beber Sungkono.(red/jar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *