Radarlamteng.com, BANDARLAMPUNG – Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santoso mengukuhkan Direktur Lampung Newspaper Hi. Taswin Hasbullah, MM, MH., sebagai Ketua Pengurus Daerah (Pengda) JMSI Lampung periode 2022-2027.
Seperti dirilis lampungnewspaper.com, pengukuhan Pengda JMSI Lampung berlangsung di Ballroom Hotel Novotel Bandarlampung, Sabtu (23/4). Acara ini terbilang spesial, karena turut dihadiri Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI Komjen Pol. Firli Bahuri, M.Si dan dibuka oleh Gubernur Lampung Arinal Djunaidi.
Sejumlah kalangan pun turut hadir, seperti Anggota DPR RI Zulkifli Anwar, Wakapolda Lampung Brigjen. Pol. Drs. Subiyanto, Walikota Bandarlampung, Eva Dwiana dan Bupati Pesawaran, H. Dendi Ramadhona.
Lalu ada juga tokoh media dan pers Lampung. Hi. Ardiansyah. Tokoh masyarakat yang juga Mustasyar Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama (PW-NU) Provinsi Lampung, M. Alzier Dianis Thabranie dan Nuril Hakim.
Kemudian, Ketua Granat Lampung, Tony Eka Candra, kalangan akademisi seperti Rektor IAIN Kota Metro Dr. Hj. Siti Nurjanah, M.Ag. PIA, dan Rektor IIB Darmajaya, Dr. Ir. H. Firmansyah Yunialfi Alfian, MBA., M.Sc., Ketua Yayasan Umitra dan Global Surya School Dr. H. Andi Surya, tokoh LSM, tokoh pemuda dan mahasiswa, serta masih banyak lagi.
Bang Taswin, begitu ia akrab disapa, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung pengukuhan ini, khususnya Ketua KPK Komjen Pol. Firli Bahuri, M.Si. “Kami sangat bangga dengan kehadiran Pak Firli, meski pelantikan sudah tiga kali dijadwal ulang,” kata dia.
Tak lupa juga, Dia mengucapkan terima kasih atas kehadiran para pengurus pusat dan daerah: Ketua JMSI Jabar Sony, Ketua JMSI Bangka Belitung Nico, Pengurus JMSI pusat Akhiruddin Mahjuddin yang khusus datang dari Provinsi Aceh, Sekjen JMSI pusat Mahmud Marhaba, dari Riau, serta Anggota Dewan Pers M. Agung Dharmajaya.
Bang Taswin pasca dilantik menegaskan, persaingan media di era digital memang semakin ketat. Terkadang, untuk mengejar itu, media lupa sampai berbuat curang dengan mengindahkan kaidah jurnalisme dan kode etik
Maka dari itu, hadirnya JMSI di Lampung harapannya dapat mengembalikan marwah dan berpedoman pada profesionalisme. “Kita tetap berusaha, agar media yang tergabung di JMSI dapat menghindari berita hoaks, copypaste, dan clikbait (judul berita yang menjebak, red),” ujarnya, Minggu (24/4/2022).
Setidaknya, jaringan media siber harus berfungsi menjadi wadah, agar perusahaan pers dikelola secara bisnis dapat memproduksi berita berkualitas dan cover both side, serta terverifikasi oleh Dewan Pers.
Menurutnya, pengelolaan media massa kedepannya sangatlah berbeda, sehingga jika ingin bertahan haruslah beradaptasi dan manajemen media harus visioner dan mampu memperkirakan bisnisnya kedepan.
“Di era digital, big data lebih berharga daripada logam mulia. Kita harus menggumpulkan data-data itu, sehingga menjadi bisa bermanfaat buat perusahaan,” pesannya.
Diakuinya, pengelola perusahaan pers seutuhnya belum memahami transformasi digital. Selama ini, banyak yang mengartikan transformasi media yakni memindahkan konten-konten berita edisi cetak ke website/online atau dalam bentuk format pdf.
Padahal, ini kesalahpahaman. Transformasi digital sangatlah luas. Berkaitan dengan teknologi tinggi, sumber daya manusia, budaya. Bahkan ada algoritma digital, dan big data.
Dia berharap, perusahaan pers berbasis digital untuk terus berintegritas dalam menjaga marwah media massa. “Dengan cara ikut mengawasi produk dari perusahaan pers digital, sehingga semakin profesional dan baik”.
Kemudian, JMSI memiliki kewajiban pula dalam hal mengedukasi para wartawan dengan tidak henti-hentinya mengingatkan soal kode etik jurnalistik yang harus dipegang teguh dan bersikap profesional dalam menjalankan tugas sebagai seorang jurnalis.
Sebelumnya, pada pelantikan JMSI, Teguh Santosa mengatakan, organisasi media siber saat ini memang lebih banyak. Itu dilihat dari satu setengah dekade belakangan, pertumbuhan media digital sangatlah deras.
“Benar-benar seperti jamur. Tahun lalu dewan pers mencatat ada sekitar 18 ribu perusahaan media. Disitu JMSI harus hadir. Menjamin kemerdekaan pers, perusahaan yang bisa menjadi sandaran hidup wartawan. Menekan wartawan harus profesional, menghargai fakta, dan tidak terjebak pada ujaran kebencian. Tentu pengukuhan ini bisa memperkuat fondasi kita di Lampung,” ujarnya.
Sementara, Hi. Ardiansyah mengatakan, seyogyanya peran media ada beberapa hal. Yakni mempengaruhi, mendidik, memberitahu, dan menghibur. Namun ada berbagai pergeseran-pergeseran. Di mana, banyak perusahaan media yang sulit membedakan antara kepentingan fungsi jurnalisme dengan kepentingan pragmatis.
“Kadang-kadang kalau bupatinya sudah marah, sudah tidak bisa kritis lagi. Sebenarnya itu lah rohnya,” ujarnya.
Dia juga menilai kehadiran Ketua KPK memiliki arti tersendiri. Dimana, tentunya KPK memandang perlu adanya sinergi dengan insan media.
“Dalam pemberantasan korupsi, tidak akan mungkin dengan segelintir orang di KPK. KPK membutuhkan telinga dan mata, salahsatunya insan pers,” ucap pria yang karib disapa Bang Aca itu.
Menurut Bang Aca, seorang wartawan yang baik adalah yang memiliki integritas. “Kekuatan seorang wartawan terletak pada integritas. Kalau minim, akan dianggap remeh. Jadilah mitra yang baik. Posisikan diri sebagai mitra. Tingkatkan kualitas dengan menjunjung tinggi integritas,” imbuhnya. (rls/rid/gde)