SMAN1 Terusannunyai Dongkrak Prestasi Akademik di LCC

Radarlamteng.com, TERUSANNUNYAI – Prestasi akademik 10 siswa-siswi SMAN 1 Terusannunyai Lampung Tengah (Lamteng) mendongkrak nilai unggul dengan meraih Juara II Lomba Cerdas Cermat (LCC) UUD 45 dan TAP MPR RI tingkat MKKS SMA Lampung Tengah.

Dalam lomba ini pembuatan soal dan dewan juri langsung dari tim Unila. Diikuti 20 sekolah swasta dan negeri lomba digelar di Aula GSG sekolah, Kamis (20/02/2020).

Kepala SMAN 1 Terusannunyai Drs. Andreas Sinaga, M.M., pada pembukaan LCC UUD 45 dan TAP MPR RI menyampaikan pesan, bahwa lomba ini adalah sebuah gengsi yang harus diikuti dengan jujur dan sportifitas.

“Nilai-nilai yang terkandung dalam UUD 45 dan TAP MPR RI adalah tiang dalam membangun bangsa,” kata dia.

Sehingga harus ditanam akar dari isi materi dengan kuat dan dapat tumbuh menjadi jati diri yang bertanggungjawab dalam kepribadian setiap siswa sebagai aset generasi bangsa di masa depan.

Andreas mengaku bersyukur sekolah yang ia pimpin sukses berprestasi go nasional untuk Solosong, dan prestasi drumband di tingkat Provinsi Lampung, sekolahnya juga berhasil berprestasi di bidang akademik melalui LCC.

Ketua Panitia Pelaksana Hj. Paulina, SH.MH., mengatakan tujuan lomba ini dalam melestarikan implementasi penerapan UUD 45 dan TAP MPR RI, terutama dalam pematangan mental anak didik guna bela tanah air dan bangsa. Adapun peraih Juara LCC UUD 45 dan TAP MPR RI MKKS SMA Lampung Tengah 2020 untuk Juara I diraih SMAN 1 Sendangagung, Juara II SMAN1 Terusannunyai dan Juara III SMAN 1 SeputihBanyak.

“Setiap sekolah mengirimkan 1 regu terdiri dari 10 siswa, dan siswa yang berhasil masuk dalam final ini mendapat apresiasi dapat diterima tanpa tes di Unila melalui jalur prestasi. Reward ini tentunya menjadi acuan untuk memotifasi sekolah kami untuk dapat mencapai Juara I LCC tahun depan, sehingga dapat menghantarkan siswa kami lebih mudah masuk ke perguruan tinggi negeri unggulan,” papar Paulina.

Hal menarik dari lomba ini dimana ketika ada yang kalah peserta sampai menangis karena kecewa. Paulina menambahkan, bahwa siswa yang mengikuti lomba ini adalah siswa pilihan, karena mereka tidak hanya cukup sebagai anak yang pintar dengan hapalan materi ilmu, namun memiliki mental kuat, tanggungjawab dan mampu menerapkan dalam kehidupannya,” ujarnya. (adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *