Umat Hindu Dharmaagung Rayakan Kuningan

Radarlamteng.com, SEPUTIHMATARAM – Umat Hindu Dharmaagung Kecamatan Seputihmataram, Lampung Tengah peringati hari raya Kuningan. Pada pukul 07.30 WIB Umat Hindu Dharmaagung berbondong-berbondong mendatangi Pure Dalem kampung setempat untuk mengikuti prosesi upacara persembahyangan hari raya Kuningan yang dipimpin langsung oleh Jero Mangku Dalem, pada Sabtu Kliwon Wuku Kuningan.

Ketua Adat Kampung Dharmaagung I Wayan Suwija saat ditemui Radar Lamteng usai prosesi persembahyangan di Pure Dalem Sabtu (3/8/2019) mengatakan, hari raya Kuningan merupakan peringatan terhadap leluhur agar memohon keselamatan dunia dengan segala isinya. Selain itu, hari raya Kuningan diperingati sampai pukul 12.00 WIB. Karena, mulai sore harinya para leluhur atau para Dewata sudah akan mulai meninggalkan Para Sentanenya atau alam semesta akan menuju Suniye Loka.

”Pada hari raya Kuningan, Umat Hindu memberikan suguhan apa adanya untuk bekal kealam surga. Dan para umat juga diwajibkan membuat Tamiyang sebagai simbul senjata Dewa Wisnu atau Dewa Pemelihara agar umatnya bisa dapat perlindungan dari segala marabahaya,” ucap Wayan Suwija, Sabtu (3/8/2019).

Ia menuturkan, sebelum Umat Hindu merayakan hari raya Kuningan, Umat Hindu Kampung Dharmaagung telah merayakan hari raya Galungan. Adapun, setelah selesai prosesi persembahyangan di Pura Dalam, para umat akan melakukan persembahyangan ke Pura Way Lunik di Bandar Lampung.

”Dari hari raya Galungan ke hari raya Kuningan umat Hindu di Kampung Dharmaagung melaksanakan Nawa Latri, yang bertujuan memuja saktinya Dewa Brahma, yakni Dewi Saraswati, Dewa Wisnu, saktinya Dewi Laksmi, dan Dewa Siwa, serta saktinya Dewi Durga,” kata Wayan Suwija.

Dikatakannya, hari Kuningan merupakan hari suci agama Hindu yang dirayakan setiap 6 bulan atau 210 hari sekali, yakni setiap hari Sabtu Kliwon Wuku Kuningan, 10 hari setelah hari raya Galungan. Selain itu, hari Kuningan merupakan hari resepsi bagi hari Galungan sebagai kemenangan Dharma melawan Adharma yang pemujaannya ditujukan kepada para Dewa dan Pitara agar turun melaksanakan pensucian serta mukti atau menikmati sesajen-sesajen yang dipersembahkan. Selain itu, Penyelenggaraan upacara Kuningan di syaratkan supaya dilaksanakan diwaktu pagi hari dan tidak dibenarkan setelah matahari condong ke barat.

Lebih lanjut Wayan Suwija mengatakan, sarana upacara sebagai simbul kesemarakan, kemeriahan terdiri dari berbagai macam jejahitan yang mempunyai simbolis sebagai alat-alat perang yang di peradekan seperti tamiyang kolem, ter, endongan, wayang wayang dan lain sejenisnya. Sedangkan, tujuan pelaksanaan upacara Kuningan ini adalah untuk memohon kesentosaan, kedirgayusan serta perlindungan dan tuntunan lahir dan batin.

”Setelah melaksanakan prosesi persembahyangan di Pure Dalem, umat Hindu Dharmaagung langsung ke Pura Way Lunik, Bandar Lampung untuk melakukan prosesi persembahyangan hari raya Kuningan,” terang Wayan Suwija diamini Jero Mangku Dalem usai prosesi persembahyangan di Pura Dalem. (bil)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *