
Radarlamteng.com, GUNUNGSUGIH – Pemkab Lampung Tengah (Lamteng) melalui petugas teknisnya sudah mengaplikasikan sebanyak 7.200 dosis vaksin PMK untuk hewan ternak sapi ke seluruh kecamatan yang berjumlah 28.
Vaksin Aftopor asal Prancis itu diinjeksikan untuk dosis pertama. Ini adalah salah satu upaya menekan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang terindikasi telah menjangkiti hewan ternak di Lampung Tengah.
Sub Koordinator Kesehatan Hewan Dinas Perkebunan, Peternakan dan Perikanan Lampung Tengah, Andi Antoni, SP. MM., menyatakan vaksin yang telah diterima untuk Kabupaten Lampung Tengah itu masih jauh dari cukup, jika dibandingkan dengan jumlah populasi hewan ternak yang rentan terjangkit PMK.
“Ya, sebanyak 7.200 dosis vaksin PMK dari pemerintah telah kita suntikan di 28 kecamatan se Lampung Tengah. Memang belum mencukupi, Insha Allah nanti akan datang lagi dengan jumlah dosis yang lebih banyak,” kata Andi, Jumat (8/7/2022).
Ketua DPC Paravetindo (Paramedik Veteriner dan Inseminator Indonesia) Lampung Tengah ini menjelaskan, kewenangan pengadaan vaksin, serta yang membagi untuk masing-masing daerah adalah pemerintah pusat.
Karena itulah, kuota vaksin yang didapat Kabupaten Lampung Tengah masih sangat terbatas.
“Tapi nanti secara bertahap akan terus dikirim. Untuk saat ini, daerah kita (Lampung Tengah) belum masuk sebagai zona merah. Pemerintah masih memprioritaskan vaksin PMK untuk daerah zona merah, seperti di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah,” urainya.
Menurut Andi, jika diasumsikan dengan hewan ternak yang ada, kebutuhan vaksin PMK Lamteng mencapai 2,1 juta dosis. “Itu untuk menyuntikan dosis 1, 2 dan 3,” ucap Andi.
Berdasarkan data statistik yang ada saat ini, lanjutnya, hewan ternak di Lamteng yang rawan terserang PMK (sapi, kerbau, domba, kambing, dan babi) jumlahnya mencapai kurang lebih 700 ribu ekor.
“Artinya, jika setiap ekor menerima 3 dosis suntikan, membutuhkan vaksin sebanyak 2,1 juta dosis,” jelasnya.
Pihaknya meminta kepada petani peternak untuk tidak panik. Jika ditemukan hewan ternak sakit dengan gejala seperti PMK, segera hubungi petugas di lapangan.
“Petugas lapangan kita ada banyak. Silahkan hubungi sebagai langkah penanganan awal,” imbaunya.
Supardi, Kabid Peternakan dan Keswan menambahkan upaya menekan wabah PMK di Lampung Tengah telah dilakukan.
Diantaranya, telah mengumpulkan seluruh petugas lapangan, korcam dan petugas IB untuk sosialisasi kepada masyarakat agar sementara ini tidak membeli sapi dari luar daerah yang terjangkit.
Kemudian mengimbau petani peternak untuk memperhatikan sanitasi kandang serta dilakukan pengobatan mandiri untuk menjaga kesehatan ternak.
Saat ditanya berapa jumlah kasus PMK yang temukan di Lamteng, pihaknya menyatakan belum ada. “Untuk yang PMK tidak ada,” kata Supardi. (rid)