
Radarlamteng.com, TERBANGGI BESAR – Di era digital yang serba cepat ini, setiap institusi dituntut tak hanya beradaptasi, tapi juga menguasai cara berkomunikasi yang efektif. Kesadaran inilah yang mendorong Rumah Sakit Mitra Mulia Husada (RS MMH) dan LazisNU Lampung Tengah (Lamteng) untuk menggelar pelatihan jurnalistik bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Acara ini bukan sekadar pelatihan menulis berita, melainkan sebuah inisiatif untuk membangun kapasitas pengelolaan media dari dalam.
Pada Sabtu, 16 Agustus 2025, suasana di lantai tiga Aula RS MMH begitu hidup. Sebanyak 58 peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari LazisNU, AGPAI, PGRI, hingga advokat dan perwakilan perusahaan, hadir dengan antusias.
Mereka ingin menguasai keterampilan yang kini menjadi kunci utama: mengolah informasi agar sampai ke publik dengan tepat dan bertanggung jawab.
Komisaris PT MMH, dr. Agus Nugroho, yang juga Ketua Medkom LazisNU Lamteng, menyambut baik kolaborasi ini. “Menguasai teknologi informasi bukan lagi pilihan, tapi keharusan,” tegasnya.
Ia menekankan pentingnya membekali diri dengan pemahaman dasar, seperti Undang-Undang ITE, Undang-Undang Pers, dan Kode Etik Jurnalistik, agar setiap informasi yang disebarkan tidak membawa masalah hukum.
Senada dengan dr. Agus, Ketua LazisNU Lamteng Gus Ali Fadillah Mustofa mengungkapkan harapannya.
“Kegiatan LazisNU sebagai unit pengumpul zakat dan sedekah perlu disebarluaskan. Dengan begitu, masyarakat akan semakin sadar pentingnya berzakat dan kepercayaan publik terhadap LazisNU juga meningkat,” jelasnya.
Pelatihan ini berlangsung interaktif dan praktis. Peserta tak hanya mendengarkan paparan dari narasumber seperti Suci Hartati (Radar Lamteng Group) dan Roy Marika Perleoli (MNC Group), tetapi juga langsung mempraktikkan cara menulis berita dengan rumus 5W+1H. Mereka belajar melakukan wawancara, menggali data, hingga menyusun tulisan yang menarik dan informatif.
Salah satu peserta dari AGPAII Lamteng, Tuti Alwiyah, tak bisa menyembunyikan rasa senangnya. “Awalnya saya kira menulis berita itu mudah. Ternyata ada tekniknya tersendiri,” tuturnya sambil tertawa.
Tuti menambahkan rasa bersyukurnya, atas dukungan RS MMH dan LazisNU yang memberikan bekal ilmu ini. Sekarang dirinya lebih paham bagaimana menyusun berita yang lengkap, dari judul hingga penutup.
Pelatihan ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antar-institusi dapat menciptakan dampak positif yang besar. Lebih dari sekadar acara, ini adalah investasi jangka panjang untuk membangun literasi digital dan komunikasi yang lebih baik.(sci/rid)