![Dikenalkan Sejak Dini, Disdikbud Ingin Ada Arkeolog dari Lamteng](http://www.radarlamteng.com/wp-content/uploads/2024/07/IMG-20240709-WA0014_copy_250x337.jpg)
Radarlamteng.com, GUNUNGSUGIH – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lampung Tengah kenalkan dunia arkeologi sejak dini. Yakni kepada siswa-siswi SMP.
Belum lama ini, tim dari bidang kebudayaan melaksanakan sosialisasi ilmu yang mempelajari tentang masa lampau tersebut ke SMPN 1 Rumbia dan SMPN 1 Seputihbanyak.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lamteng Dr. Nur Rohman, S.E., M.Sos.I., mengatakan bahwa pembinaan arkeologi dilaksanakan karena berangkat dari keperihatinan minimnya arkeolog yang ada di Lamteng dan Lampung.
“Di Lampung ini kalau tidak salah sekarang hanya mempunyai sekitar dua arkeolog saja. Sedangkan di daerah kita terdapat banyak benda cagar budaya yang belum tergali atau terkaji. Karena itulah dengan kegiatan seperti ini kita harapkan akan lahir arkeolog-arkeolog baru di Lampung dari Lampung Tengah,” kata Nur Rohman didampingi Kabid Kebudayaan Linggar Nunik Kiswari, Selasa 9 Juli 2024.
Selain itu, kegiatan pengenalan arkeologi kepada siswa siswi ini agar mengetahui tentang ilmu kecagar budayaan.
“Dengan demikian, mereka akan mencintai cagar budaya dan kebudayaan yang kemudian bisa digali dan dilestarikan. Siapa tahu dari sekian banyak peserta yang datang hari ini, akan menjadi arkeolog di masa mendatang,” paparnya.
Pembinaan arkeologi di Lampung Tengah, juga sebagai upaya menjawab kegelisahan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang khawatir dengan potensi peninggalan kuno yang jumlahnya sangat banyak. Itu karena terbatasnya arkeolog di Indonesia.
Dikutip cnn, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan jumlah arkeolog terbatas karena hanya ada enam jurusan arkeologi di perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Enam perguruan tinggi yang memiliki program studi arkeologi, yakni Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Udayana Bali, Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Universitas Indonesia (UI), Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, serta Universitas Jambi.
“Saat ini kampus yang menyediakan jurusan arkeologi hanya ada enam, baru bisa dihitung dengan dua tangan. Kan menyedihkan, karena Indonesia ini kaya akan peninggalan-peninggalan,” kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, Kamis (4/7). (rid)