
Radarlamteng.com, SEPUTIHSURABAYA – Kenal seorang pria di media sosial (medsos), Nz bocah 15 tahun asal Kecamatan Seputihsurabaya diduga jadi korban perdagangan anak.
Modus pelaku inisial Rf (21) yakni menjanjikan pekerjaan layak dengan gaji tinggi kepada korban Nz asal Kecamatan Seputihsurabaya Kabupaten Lampung Tengah.
Namun nahas, korban malah dikirim ke Tangerang, Banten untuk dijadikan Asisten Rumah Tangga (ART) oleh pelaku. Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (26/12/23) lalu.
Kapolsek Seputihsurabaya Iptu Jufriyanto mewakili Kapolres Lampung Tengah AKBP Andik Purnomo S membenarkan kasus tersebut dan kini sudah ditangani.
“Pelaku sudah kita tangkap pada Minggu (7/1/24) sekira pukul 19.00 WIB,” kata kapolsek, Rabu (10/1/24).
Jufri menjelaskan bahwa latar belakang pelaku adalah petani. Pelaku merupakan warga Desa Candirejo, Kecamatan Semanu, Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Pelaku diamankan atas tindak pidana perdagangan orang dengan korban anak di bawah umur,” ujarnya.
Ia menjelaskan, kronologi bermula saat korban mengenal RF di medsos pada bulan Desember lalu.
Pelaku lalu membahas soal pekerjaan dan memberikan tawaran pekerjaan kepada korban.
Namun, RF belum mengatakan pekerjaan apa yang dimaksud.
“Pelaku membual kepada korban bisa berikan pekerjaan dengan gaji tinggi,” katanya.
“Hal itupun disambut antusias oleh korban, karena kondisi ekonomi keluarga yang saat itu sedang bermasalah,” imbuhnya.
Dirasa sepakat, lanjut Jufri, RF kemudian menjemput korban pada Selasa, 26 Desember 2023 sekira pukul 16.00 WIB.
RF membawanya ke Jakarta dan dibawa ke kontrakannya.
Lalu setelah itu, korban diantar ke tempat kerjanya di Tangerang, Provinsi Banten.
Alangkah terkejutnya korban mengetahui bahwa ia dipekerjalan di sebuah rumah sebagai ART. Dan pelaku pun meninggalkannya disana.
“Korban sempat 5 hari bekerja sebagai ART, lalu ia tak kuat dan memohon dengan tangis agar dipulangkan,” terang Kapolsek.
Kemudian, pelaku menjemput korban dan dibawa kembali ke kontrakannya.
Takut terjadi hal hal yang lebih parah, korban lalu buru-buru menghubungi orang tuanya saat pelaku lengah.
Orang tua korban akhirnya melaporkan kekadian itu ke Mapolsek Seputih Surabaya.
Pelaku diamankan Polisi saat berada di kontrakan Citra 1, Kecamatan Kali Deres Jakarta Barat.
“Setelah diperiksa, terkuak petunjuk bahwa pelaku tak sendiri, pelaku adalah bagian dari komplotan perdagangan orang,” kata Jufriyanto.
Hal itu dibuktikan saat Polisi menemukan 3 KTP palsu yang usianya dituakan 3 tahun. Salah satunya milik korban.
Pelaku mengaku bahwa ia sudah 3 tahun menjadi komplotan perdagangan anak bersama 2 orang rekannya.
Motifnya, RF meminta KI (DPO) warga Jakarta Barat membuatkan KTP palsu para incaran atau korban.
Lalu ada AA Als Lia (DPO) selaku bos pelaku asal Jakarta Barat.
Peran Lia sebagai penghubung ke majikan tempat para korban dipekerjalan.
“RF mendapat jatah uang dari bos nya sebanyak Rp. 1,4 juta per anak yang ia jual sebagai ART,” ungkapnya.
“Kini, pelaku telah diamankan di Mapolsek Seputihsurabaya guna pengembangan lebih lanjut, sementara pelaku lain dalam pengejaran petugas,” pungkasnya. (rls/rid)