
Radarlamteng.com, BUMINABUNG – Ketua DPRD Lampung Tengah, Sumarsono kembali membagikan bibit padi varietas MSP (Mari Sejahterakan Petani) secara gratis kepada masyarakat.
Kali ini, bibit hasil persilangan padi lokal itu diberikan kepada para petani di Kampung Buminabung Ilir, Kecamatan Buminabung, Rabu (11/5/2022).
“Kita berikan sebanyak 60 kampil (1 kampil 2,5 Kg) bibit padi MSP secara gratis. Kira-kira bisa digunakan untuk menanam sekitar 15 sampai 20 hektare,” kata Sumarsono.
Memang, bibit yang diberikan untuk petani di Kecamatan Buminabung masih kurang.
“Saya mohon maaf, karena koordinator penerima di sini tidak laporan berapa luas lahan yang akan ditanami. Sehingga hanya membawa 60 kampil saja,” katanya.
Dalam kesempatan itu, politisi PDI Perjuangan ini menjelaskan tentang keunggulan padi jenis inbrida tersebut.
Diantaranya, perawatan yang mudah serta hasil produktivitasnya yang tinggi.
“Jika dirawat dan diperlakukan secara baik, dalam seperempat hektare atau dengan bibit 1 kampil 2,5 Kg, rata-rata bisa panen padi hingga 2 ton lebih,” jelasnya.
MSP, katanya, adalah bibit padi unggul asli dari daerah Lampung. Kualitasnya, tidak sama dengan padi jenis hibrida.
Dia memaparkan keunggulan MSP yang sudah dibuktikannya sendiri selama bertahun-tahun.
“Artinya sudah ada testimoni dan pengakuan-pengakuan petani bahwa bibit ini memang bagus,” imbuhnya.
Sumarsono sebagai Ketua MSP Lampung bertekad untuk menanam padi seluas 1.000 hektare di Lampung Tengah.
Menurutnya, hal tersebut untuk menopang kedaulatan pangan di kabupaten ini.
“Yang menanam adalah petani dari berbagai kecamatan di Lampung Tengah. Kita beri bibit secara gratis. Dan saat ini, sudah menanam sekitar 400 an hektare,” ujar Sumarsono.
Tak hanya memberi bibit dan ilmu menanam padi MSP gratis, Sumarsono juga menitipkan anak yatim dan kaum dhuafa kepada petani yang menanam bibit padi tersebut.
“Saya pesan kepada koordinator di setiap kecamatan, agar petani yang menanam nanti bisa menyisihkan beras ketika sudah panen,” pesannya.
Tidak banyak, pada penanaman 1 kampil bibit, diminta menyisihkan beras 5 Kg. Beras itu bukan untuknya.
“Tapi dibagikan kepada anak yatim, fakir miskin dan kaum dhuafa di sekitar rumah masing-masing,” ucapnya.
Itu dilakukan agar petani bisa merasakan indahnya berbagi.
“Hal ini sudah saya contohkan, di mana setiap panen menyisihkan 2 hingga 3 ton beras untuk dibagikan kepada warga yang memang sangat membutuhkan,” pungkasnya. (rid)