Radarlamteng.com, BUMINABUNG – Melakukan reses di tengah pandemi Covid-19, Anggota Komisi 1 DPRD Lampung Tengah, Agus Triono menjawab keluhan petani singkong di wilayah Kecamatan Buminabung dan sekitarnya.
Keluhan petani yang disampaikan saat reses yang dilaksanakan sesuai protokol kesehatan ini, diantaranya terkait harga komoditi singkong yang anjlok dan refaksi atau potongan di tingkat perusahaan yang cukup tinggi, mencapai 30 persen.
“Kami para petani ingin ada harga standar singkong. Jangan seperti ini. Sudahlah harga anjlok, dipotong 30 persen di pabrik. Masa jual singkong satu ton, tinggal tujuh kwintal saja,” keluh Senen, seorang petani yang hadir saat reses di Balai Kampung Srikencono, Kecamatan Buminabung, Selasa (9/6/2020).
Menjawab keluhan itu, Agus menjelaskan bahwa dirinya bersama anggota dewan Komisi 1 pernah memanggil pihak perusahaan tapioka se Lampung Tengah. “Kira-kira tiga bulan lalu, kita pernah memanggil pihak perusahaan singkong se Lampung Tengah,” kata Agus.
Namun tidak semua perusahaan hadir di situ karena memang situasinya sedang ada wabah Covid-19 di Indonesia. “Yang hadir mungkin cuma sekitar 20 persen saja,” jelasnya.
Di situ, para wakil rakyat meminta penjelasan soal harga serta keluhan yang dihadapi. Namun pihak perusahaan juga mengeluh.
“Jadi pihak perusahaan juga mengeluh. Hasil produk mereka (tepung tapioka) menumpuk di gudang. Tidak bisa keluar karena Covid-19. Karena alasan itu perusahaan tidak berani menaikkan harga singkong,” jelas Agus.
Meski demikian, pihaknya tetap akan memperjuangkan aspirasi yang disampaikan masyarakat di wilayah dapil 2 Lamteng yang meliputi Kecamatan Bandarmataram, Rumbia, Putrarumbia, Buminabung, Seputihsurabaya dan Bandarsurabaya.
“Tentu aspirasi-aspirasi yang disampaikan masyarakat kita bawa ke tingkat pemerintah daerah, yang akan kita perjuangkan melalui parlemen. Baik aspirasi terkait pembangunan fisik maupun non fisik,” jelas politisi PKS ini. (rid)