Gandeng RPH, AHS Turun Tangan Jawab Keluhan Petani di Seputihagung Berantas WBC

Radarlamteng.com, SEPUTIHAGUNG – Sekretaris Komisi II DPRD Lampung Tengah, Anang Hendra Setiawan (AHS) melakukan penanganan terhadap 30 hektar lahan pertanian di Kecamatan Seputihagung yang terserang hama wereng batang coklat (WBC). 

Ini merupakan salah satu upaya nyata yang dilakukannya untuk merespon dan memberikan saolusi atas keluhan para petani yang ada di kecamatan setempat. Bersama Regu Pengendali Hama (RPH), dan para petani yang lahanya terserang WBC, Anang melakukan penyemprotan (pembasmian) hama wereng yang merusak tanaman padi petani.

“Kami bersama-sama menyemprotkan insektisida di lahan para petani yang terserang hama WBC. Sebagai bukti nyata berkat kerjasama dan sinergi antara petani dan instrumen pertanian serta RPH Provinsi Lampung. Ini langkah kongkrit kami, bagai mana 30 hektar lahan pertanian yang terserang WBC menjadi keluahan para petani, dan keluhan itu bisa kita tangani dan mendapat solusi, ” terang Anang Hendra Setiawan, Rabu (20/03/2019).

Terkait hal ini, pihaknya mengimbau kepada para petani yang menjadi tulang punggung pertanian Lampung Tengah, mari bersinergi untuk mengedepankan nilai kebersamaan guna meningkatkan inovasi. “Di sini sudah tersedia lahan yang bagus, distribusi pupuk dan irigasi yang cukup. Tidak ada salahnya kita bertukar ilmu dalam mengembangkan inovasi pembasmian hama karena dinamika terkait hama pertanianan ini patit diseriusi,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua RPH Provinsi Lampung, Untung Suhariono menjelaskan bahwa penyebab terjadinya terjadinya serangan hama WBC ini berawal dari pengunaan tanaman pestisida yang berlebih terhadap lahan pertanian. Mustinya hama ini bisa dikendalikan  tanaman yang memunculkan serangga.

“Timbulnya serangan WBC ini karena petani kita, mengubakan pestisida secara jor-joran di awal tanam. Sebetulnya WBC ini bisa dikendalikan dengan tanaman revojia seperti bunga matahari atau kenikir yang menghasilkan serangga, capung atau laba-laba. Di Provinsi Lampung ini, titik serangan WBC cukup tinggi, dan petani kita belum bisa memahami pengunaan pestisida,” tegasnya. (cw26/rid)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *